Assalamu’alaikum Wr.
Wb.
Hadrotil muhtaromin para alim ulama’ konglankong dha’selerana
se molja K.H Syaifurrahman Pengasuh pondok pesantren NURUL HUDA Pakandangan
Barat. Tor jugenan dha’ seleranah semolja K. Ghazali – se rabu epon dari
Saronggi.
Se badan kaula ta’dzimih K. Masyhuri Pengasuh Pondok
Pesantren Mamba’ul Ulum Jebe’en manding.
Se badan kaula amulja’agi Kepala desa BATES tor juganan
perangkat desa epon….
Se badan kaula hormate ketua yayasan dan Dewan guru TK. ISLAM DUTA BANGSA
Tor tak lopa jugan para rabu, para seppo, para anom se badan kaula
amulja’agi….
Alhamdulillahirobbill
alamin assholatuwassalamu’ala asyrofil ambiyyaa’ iwal mursalin sayyidina
muhammadin wa’ala alihi washoh bihi ajma’in Qolallahuta’alahufi kitabil karim. A’udzubillahiminas
syaitonirrojim.
بِسۡمِ
ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ
إِذَا قِيلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِ فَٱفۡسَحُواْ يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ
وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ
وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ
Al ayah - Amma ba’du.
Langkong
dhimin ngereng badan kaula sareng ajunan sadajah areng sareng mujih sokkor dha’ ajunan alla
subhanahu wata’ala, seka’dimma kaula sareng panjenengan sadajah ampon kapareng
nikmat se paleng rajah, saenggenah ajunan sadajah bisa angin panggin dhelem acara
hafalatul imtihan dhalem kabadha’an sehat wal afiat.
Sholatullah
wasalamuhu malar muga teptep eteba’aginah dha’ junjungan kaula sareng ajunan sadajah
enggi ka’dintoh nabi Muhammad SAW.
Ajunan para rabu, para seppo, para anom se
sami-sami kaula amulja’agi..
Ngabidih acara se bakal elastareagi
e sa’at are mangken enggi ka’dintoh :
1.
Pembukaan
2.
Pamaosan ayat-ayat suci
Al-Qur’an :
3.
Istrihat (di isi prosesi wisuda TK. ISLAM DUTA
BANGSA)
4.
Sambutan – sambutan
-
Ketu Yayasan
-
Kepala Desa Bates
5.
Mau’idzah Hasanah
6.
Amanah dan do’a
Ngereng
ngabidih acara pertama enggi ka’dintoh pembukaan kalaben pamaosan ummul qur’an
dengan harapan acara e sa’at are mangken
berjalan sesuai harapan kaula sareng panjenengan sadajah. Ala hadihin niyah wakulniatin sholehah. Alfatehah
Mator
sakalangkong.
Sateros epon
pamaosan ayat-ayat suci al qur’an. Sebedih emaos sareng ustadz syaiful. (Bekto
ka’ator)
Mator
sakalangkong.
Sateros
epon Istrihat (di isi prosesi wisuda TK. ISLAM DUTA
BANGSA) Yang akan dipandu Langsung oleh IBU Ellisa S. Pd.
Mator
sakalangkong.
Sateros
epon.
Sambutan – sambutan
sambutan sepertama enggi ka’dintoh sambuta Ketua Yayasan.
Dha’ saleranah semolja K. Mahsub S.pd.I (Bekto
Ka’ator).
Mator sakalangkong, saterros epon sambutan Kepala Desa Bates. Dha’ salerana se molja
bekto ka’ator.
Mator
sakalngkong
Saterros
epon Mau’idzah Hasanah se bdih esampai agi saleranah se molja KH. Syaifurrahman
Bekto
ka’ator..
Mator
sakalangkong, acara se terakhir enggi ka’dintoh amanah kalbhan do’a se bdih
eseppoeh seleranah semolja : K. Ghazali
Namun
sabelunna bekto ka’ator, kaula sebagai Pembawa acara anyo’on saporah manabi
bedeh kacangkolangan torpamator kalbhan tengka se ta’ sae kapanggelinah ajunan
sadejeh.
Billahitaufiq wal
hidayah Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Dha’ saleranah K.
Ghzali Bekto ka’ator.
Mungkin Bagi pemula
bermamfaat, saya juga belajar jadi kritik mdan saran saya sangat mengharapkan,
demi sempurnya Tulisan ini.
Banyak orang yang bercita-cita ingin jadi penulis, tapi anehnya
tidak banyak juga yang memulai untuk menulis dari hal yang terkecil, misalkan
menulis di buku diari atau menulis kisahnya sendiri. Karena menulis merupakan
kebiasaan yang harus dibiasakan oleh siapapun yang ingin jadi penulis.
Saya sendiri termasuk orang yang disebutkan diatas, yaitu tidak
segera memulai menulis. Dari madrasah tsanawiyah (MTs) saya ingin sekali menulis
apapun yang pernah saya alami, karena selalu menunda-nunda waktu sampai ke MA pun
juga masih ingin menulis tapi belum pernah terealisasi, saya mengira bahwa
kesempatan dibangku kuliah lebih banyak kesempatan untuk menulis, tapi karena kebiasaan
yang sama dari MTs yaitu selalu menunda waktu, wal hasil ya cuma menulis tugas kuliah
dari dosen seperti makalah dan tugas akhir, sehingga sampai sekarang (lulus
kuliah) belum pernah menulis.
Saya sudah mulai putus asa untuk menulis, karena saya kira juga
sudah tambah sibuk dengan kegiatan yang tidak bersentuhan lagi dengan dunia
akademik. Tapi untung saja saya termotivasi lagi dengan melihat blog kawan saya.
Sehingga rasa ingin menulis itu tumbuh lagi, dan saya pun juga mengecek lagi blog
yang pernah saya buat semasa semester muda, karena lama jarang dibuka saya
yakin bahwa blog itu sudah rusak, tapi ternyata stelah dicek masih bisa, untung
saja tidak hangus. Sehingga saya memutuskan untuk belajar menulis dengan yang
saya bisa. Karena pepatah lama bilang “ alah bisa karena biasa” jadi tidak ada
kata terlambat senyampang masih ada kemauan pasti ada jalan.
Kesempatan ini tidak saya sia-siakan utuk segera menulis uneg-uneg
dikepala. Saya ingat betul apa yang dikatakan kawan saya, bahwa kunci menulis
hanya ada dua “ niat dan eksekusi ” dari sana saya langsung niat dan mengeksekusi
untuk menulis. Masalah hasil belakangan, yang penting kan prosesnya, bukankah
kisah laila majnun yang sering ditonton dan diperankan oleh banyak tokoh baik di
barat maupun Indonesia, padahal kisahnya sama yaitu (sepasang keksih yang
saling setia sehidup semati). Tapi kenapa masih tetap menarik? Tentu jawabanya karena
sebuah proses, betapa indahnya sebuah
proses, mungkin proses ni yang saya jalani
untuk belajar menulis.
Bagi kawan-kawan yang mempunyai cita-cita untuk menjadi penulis,
alangkah baiknya mulailah menulis apa saja yang bisa ditulis, biar tidak selalu
penasaran dengan pertanyaan “ sulit gak ya mnulis???” biar rasa penasaran
segera terjawab lebih baik menulis dan menulis. Selamat mencoba…!!!!
Perasaan "nervous" atau grogi di saat memulai presentasi adalah hal yang hampir pasti dialami oleh semua orang. Bahkan seseorang yang telah berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaan grogi atau "demam panggung" ini. Ada pakar yang mengatakan bahwa perasaan grogi ini muncul karena melemahnya rasa percaya diri pada seseorang. Namun, seorang yang sangat berkuasa pun, misal presiden direktur yang berbicara pada bawahannya, masih juga terjangkit grogi. Ada juga anjuran agar anda mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menyajikan presentasi, namun toh perasaan grogi itu tetap muncul. Ini berarti grogi atau nervous bukanlah hal yang bisa dihindari begitu saja. Malahan bila perlu ditangani agar memberi nilai tambah dalam presentasi anda. Baiklah, anda kini sedang menunggu giliran untuk menyampaikan presentasi. Anda telah mempersiapkan segalanya. Namun, anda tetap saja grogi, nervous, gugup dan lain sebagainya. Berikut adalah tips untuk menangani rasa grogi itu.
1. Pahami bahwa perasaan grogi adalah energi positif Apa yang anda rasakan saat grogi? Dada berdebar-debar, keringat dingin mengucur, bibir bergetar, dan darah seolah mengalir lebih cepat. Pahami bahwa semua itu adalah sebuah dorongan energi yang meluap dari dalam diri anda. Tidak ada yang salah pada energi itu. Ia perlu disalurkan secara positif. Ia semestinya menjadi bahan bakar yang mendorong presentasi anda lebih baik. Anda bisa menggunakan energi itu untuk memantapkan penampilan anda.
2. Bersikaplah nothing to loose. Keinginan kita untuk bersikap sebaik-baiknya mendorong munculnya perasaan grogi. Secara negatif, pikiran kita biasanya terbebani oleh ketakutan untuk membuat kesalahan, kekhawatiran akan gagal, kecemasan bila melakukan kekonyolan, dan berbagai bayangan-bayangan negatif lainnya. Sebelum anda bisa menggunakan energi grogi itu secara positif, maka terlebih dahulu anda harus menetralisir emosi-emosi negatif tersebut. Bersikaplah "nothing to loose"; tak sesuatu yang patut kita takutkan. Bila toh kita gagal, maka tidak sesuatu yang harus menjadikan kita begitu kehilangan.
3. Tenangkan diri anda. Sementara anda menunggu giliran, atur nafas anda. Tarik nafas dalam-dalam, keluarkan lambat-lambat. Keluarkan energi yang meletup-letup dalam dada anda melalui hembusan nafas yang teratur. Tenangkan pikiran dan emosi anda. Bila perlu pejamkan mata. Kumpulkan energi itu sebaik-baiknya. Jangan biarkan mengganggu ketenangan jiwa anda.
4. Kerahkan energi anda. Kerahkan energi anda. Lepaskan energi itu dari "kekangannya". Bila para audiens memberi appalus pada pembicara sebelum anda, maka kerahkan energi anda dengan memberikan applaus yang tak kalah meriah. Berdirilah dengan sigap. Berjalanlah dengan tegap dan mantap. Bila perlu hembuskan nafas lepas sambil berteriak kecil, "yes". Atau turut bertepuk tangan menyambut applaus dari audiens. Lakukan apa-apanya dengan sikap tegas. Biarkan energi itu mengalir dalam gerakan anda.
5. Berbicaralah dengan keras dan lantang. Bila anda berbicara lambat, maka bibir anda akan semakin gemetar, suara anda pun bergetar. Salurkan rasa grogi anda melalui suara anda yang keras dan lantang. Suara keras anda bukan hanya dapat mengatasi kecemasan, namun juga sarana menyalurkan energi tersebut. Ada baiknya anda menghafal teks pertama anda namun tetap bersikap wajar.
6. Diam. Anda dapat menyalurkan ketegangan dalam diri anda pada para audiens, yaitu dengan memulai presentasi anda dengan diam beberapa detik. Biarkan ketegangan anda terserap dan jadi ketegangan audiens. Bila anda merasa ketegangan di audiens sudah cukup meninggi, mulailah presentasi anda dengan sebuah pembukaan yang kuat, tajam dan lantang.
7. Lontarkan humor yang wajar. Lenturkan kegugupan anda dengan sebuah humor yang wajar. Anda memang perlumerencanakannya dengan baik, namun jangan sampai kehilangan spontanitas.Dan, humor terbaik yang tidak akan melukai perasaan siapa pun adalah humor tentang diri anda.
Semerbak aroma bunga dalam kerinduan yang melekat dalam jiwa, akan selalu terdengar meski gelombang besar mencoba untuk menghapus segala pertautan, karena hidup ini tak akan pernah terhenti disini, hingga ujung kematian memisahkan diri dari raga.
Tak bisa kubayangkan goresan yang siap menyayat jiwa yang penuh dengan kasih sayang, sementara desakan-desakan dari pikiran-pikiran eksternah terus mendesak dan tak mau menerima kenyataan, itulah dimana salah satu temen, Sebut saja namanya Gery (nama fiktif), yang harus melakukan perlawanan secara halus karena tekanan dan kekangan menjadi virus yang harus membuatnya memberontak setiap sesaat.
Ketika air mata itu mengundang tangis dan aliran kebencian yang tak berpihak, tersudut dalam arah kegamangan, namun Gery sudah mampu menepis kegamangan itu, sehingga kisah yang terus berjalan dalam pusaran-cinta-untuk-memilih hingga pada akhirnya pelaminan itu menunggunya untuk menuai cinta yang akan seluruhnya tertumpah dalam hati sang pujaan hati.
Kemana hati ini akan mencari obat penawar dalam segala luka yang tersayat oleh tradisi yang mengekang, betapa rindu sang ibu tak akan pernah pudar, sebab cinta dan keinginannya yang begitu besar, sehingga nurani itu bagai tergores oleh pisau yang tajam.
Waktu terus berjalan, perlahan-lahan Gery mendekati ibundanya, dalam suasana hening Gery berusaha untuk mengutarakan keinginannya soal bagian dari jiwanya yang terbuang oleh adat mereka, Mi...sejenak keheningan terdiam dalam suasana sepi, Ia Ger..sini nak mendekatlah ke Umi...Mi sebenarnya ada hal penting yang ingin kuutrakan pada umi, soal aku, dan hidup yang ingin kujalani, tapi......Sejenak Gery terdiam dan terpaku....tapi apa nak, jawab Uminya...Dengan mengambil nafas panjang, Gery mulai mengutarakan kegelisahan dalam hatinya, Mi...dengan segala hormat, dan permohonan maaf, anakmu ini mungkin selalu membuat kesalahan yang teramat sangat, anakmu ini sering tidak patuh dan melanggar aturan keluarga dengan selalu keluyuran tiap malem, maka malam ini aku bersimpuh dihadapan umi memohon maaf dengan ikhlas dan kerelaan hati.
Anakku...maafku dalam hati akan selalu dan terus ada untukmu, cinta dan kasih sayang seorang ibu pada anaknya sampai kapanpun tak akan pernah pudar, maafkan Umi juga anakku, sebab seringkali larangan dan berbagai aturan yang dibuat hanya semata-mata karena cinta dan kasih sayang yang melekat pada diri ini untuk anak-anaknya, bukan untuk siapa anakku...ya, sekarang katakan dan sampaikan pada umi, apa yang engkau ingin utarakan? Kembali keheningan pagi yang sejuk itu menyeruak dalam pikiran Gery, antara ragu dan bimbang untuk mengutarakan perihal isi hati tentang masalah hidup dan masa depannya dengan kekasih sang pujaan hati..
Umi....Gery memulai perkataanya, yang ingin anakmu katakan ini mungkin saja adalah hal yang dibenci atau tidak sesuai dengan harapan keluarga, tetapi apa boleh buat ini merupakan pilihan dan jalan hidupku, apapun resiko yang akan terjadi, tentu anakmu ini sudah siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi, sebab cinta, kasih sayang, dan harapanku sudah bulat dan aku putuskan untuk melangsungkannya umi.. ia, apa itu nak...Umi Gery memandang anaknya penuh keheranan, karena tidak biasanya putra busngsunya itu berbicara halus dan sangat sopan, seperti yang terjadi pagi ini. Kecurigaan mulai merayap pada pikiran ibunya Gery..
Gery kembali menarik nafas panjang, sebelum mengutarakan isi hatinya yang sudah lama terkubur dibalik kebohongan-kebohongannya. Gery kembali lagi memulai perkataannya, Umi sekali lagi anakmu ini memohon dan meminta maaf dengan kegala keihlasan dan kerendahan hati, aku sampaikan pada umi sekaligus memohon doa restu dengan penuh harap, bahwa pada bulan mendatang anakmu ini akan melangsungkan pernikahan dengan kekasih pilihan hati, karena Gery yakin terhadap perempuan yang akan menemani hidup anak umi ini sudah tercipta untukku dan akan selalu menjadi pendamping hidupku, meski keluarga sangat tidak menginginkan hal ini, tetapi ini sudah menjadi pilihan hati, dan InsyAllah ini adalah kehendak yang maha kuasa..Keheningan kembali menyeruak dalam pikiran masing-masing, Ibu Gery terdiam antara percaya dan tidak percaya dengan keputusan anaknya yang tetap dianggap menyalahi kebiasaan dari bangsanya,,. ibu Gery sudah tidak tahan, dan air matanya itu berderai perlahan, mendengar ucapan anaknya, tetapi apa boleh buat keputusan Gery sudah bulat, meski restu ibunya tak mampu Gery genggam untuk dibawa kepelaminan.
Sang ibu pun menundukkan kepalanya, selendang yang menjadi kerudung itu pun dibuat untuk mengusap air mata yang mengalir perlahan tanpa henti, bagai aliaran air kecil diparit yang jernih mengalir kesebuah lembah, terasa melayang dan penyesalan kembali dalam alunan jiwa sang ibu..dengan berat hati akhirnya sang ibu berkata, Nak Umi tidak bisa memutuskan, atau bahkan mengamini keputusanmu, tetapi apa yang kamu lakukan,,kasih sayang ibu tidak akan pernah pudar untukmu....
Seleksi calon penyiar adalah pekerjaan yang sudah akrab dilakukan oleh para program director, manager siaran atau station manager sebuah radio. Dalam posting kali ini saya akan berbagi pengalaman menyeleksi penyiar radio. Semoga bisa bermanfaat, juga bagi anda yang berminat menjadi penyiar radio.
Kemampuan dasar yang harus dimiliki Broadcaster / Newscaster
1. Kemampuan vokal:
- memiliki kualitas vokal yang bagus, bulat dan tidak pecah
- memiliki artikulasi yang jelas
- bisa berekspresi melalui suara
- bisa memainkan intonasi suara
- bisa mengatur kecepatan bicara
- cukup memiliki kemampuan verbal
2. Kemampuan personal:
- suka bicara dan bisa menjadi pendengar yang baik jika berhadapan dengan narasumber / saat melakukan wawancara
- memiliki spontanitas yang baik
- memiliki kepekaan terhadap situasi
- mampu menjaga emosi, terutama pada saat siaran
- percaya diri saat berbicara / siaran
- memiliki rasa ingin tahu
- bisa berkonsentrasi
- memiliki sense of humor
Point-point ini bisa kita temukan di awal seleksi melalui wawancara dan mendengarkan rekaman calon penyiar. Perlu diperhatikan, kualitas vokal yang baik, suka berbicara dan suka mendengar tidak bisa dilatih. Seseorang yang tidak bisa memiliki kemampuan tersebut sulit menjadi seorang penyiar radio. Sedangkan pelamar yang bisa memenuhi kemampuan dasar, akan lebih mudah untuk dilatih menjadi penyiar yang baik.